Selasa, 08 September 2009

Biogas sebagai Energi Alternatif

Semakin berkurangnya ketersediaan sumber daya energi fosil, yang sampai saat ini masih merupakan tulang punggung dan komponen utama penghasil energi di Indonesia, serta makin meningkatnya kesadaran akan usaha untuk melestarikan lingkungan, menyebabkan kita harus berpikir untuk mencari alternatif penyediaan energi yang memiliki karakter diantaranya yaitu dapat mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian energi fosil, dapat menyediakan kebutuhan energi dalam skala lokal regional, mampu memanfaatkan potensi sumber daya energi setempat, serta tidak merusak lingkungan. Sistem penyediaan energi yang dapat memenuhi kriteria di atas adalah sistem konversi energi yang memanfaatkan sumber daya energi terbarukan, seperti: matahari, angin, air, Biogas,biomas dan lain sebagainya (Chayun,2003). “Kita terlalu lama terlena menggunakan dua jenis energi, yaitu minyak bumi dan batubara. Kita belum sungguh-sungguh mencari alternatif bagaimana memanfaatkan sumber daya alam yang lain yang berpotensi untuk bisa diubah menjadi energi,” ungkap Menteri Negara Riset dan Teknologi, Dr. Kusmayanto Kadiman. Oleh karena itu penelitian dan pengembangan energi alternatif perlu dilakukan untuk menjaga ketersediaan energi dan menghindari krisis energi.
Salah satu dari energi terbarukan adalah biogas, biogas memiliki peluang yang besar dalam pengembangannya. Energi biogas dapat diperoleh dari kotoran ayam, kambing, sapi, babi; sampah organik, dan sebagainya. Biogas bukanlah teknologi baru. Sejak tahun 1970, Denmark telah melakukan riset, pengembangan, dan aplikasi teknologi ini; mereka tercatat memiliki 20 instalasi pengolahan biogas tersentralisasi (centralized plant) dan 35 instalasi farming plant (Raven dkk, 2005). China juga telah membangun 7 juta unit reaktor biogas pada tahun 1980 an, sedangkan India juga mencanangkan tak kurang dari 400,000 reaktor biogas pada kurun waktu yang sama (Rahman, 2005). Teknologi ini sangat berpotensi untuk dikembangkan di sentra-sentra pengembangan peternakan, mengingat saat ini kotoran hewan belum dimanfaatkan secara optimal dan menimbulkan masalah lingkungan. Teknologi biogas telah berkembang sejak lama namun aplikasi penggunaannya sebagai sumber energi alternatif belum berkembang secara luas(Nurhasanah,dkk, 2005)

Tidak ada komentar: